Dari Bekasi dot com, Jakarta – Suasana duka menyelimuti Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Jumat (19/12/2025). Di tengah hamparan bunga putih dan kuning yang tertata rapi mengelilingi peti jenazah, langkah-langkah pelan para pelayat datang membawa empati dan doa. Salah satunya adalah H. Heri Koswara, MA, Sekretaris Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Barat.
Dengan wajah teduh dan raut kehilangan yang kentara, Bang Heri—sapaan akrabnya—menyempatkan diri hadir langsung untuk bertakziah ke rumah duka sahabatnya, almarhum Drs. Andy Salim. Kehadiran Bang Heri bukan sekadar formalitas, melainkan wujud persahabatan yang dirawat dengan kehangatan, bahkan hingga di ujung perpisahan.
Bang Heri tampak berdiri khidmat di hadapan jenazah, menundukkan kepala, memanjatkan doa, lalu menyampaikan ungkapan belasungkawa secara langsung kepada istri almarhum. Dalam pertemuan singkat namun penuh makna itu, ia menyampaikan duka cita yang mendalam atas kepergian sosok yang dikenalnya sebagai pribadi baik, bersahaja, dan penuh dedikasi.
“Almarhum adalah sahabat yang baik, pribadi yang rendah hati, dan selalu membawa ketenangan dalam setiap perjumpaan. Kehilangan ini tentu meninggalkan luka, bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi sahabat dan orang-orang yang pernah mengenalnya,” ujar Bang Heri dengan suara lirih.
Sebagai tokoh politik Jawa Barat dan mantan calon Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024, Bang Heri menegaskan bahwa nilai persahabatan dan kemanusiaan harus tetap dijaga di atas segala perbedaan latar belakang. Menurutnya, takziah adalah ruang paling jujur untuk merawat empati, menguatkan keluarga yang ditinggalkan, sekaligus mengingatkan manusia akan kefanaan hidup.
“Dalam duka, kita belajar tentang arti kebersamaan, ketulusan, dan keikhlasan. Saya mendoakan agar almarhum husnul khatimah, diampuni segala khilafnya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan,” tuturnya.
Kehadiran Bang Heri di rumah duka juga mencerminkan sikap politik yang berakar pada nilai kemanusiaan, bahwa kepemimpinan tidak hanya diuji di panggung kekuasaan, tetapi juga dalam kehadiran yang tulus di saat-saat paling sunyi.
Di tengah iringan doa dan keheningan ruang perpisahan, pesan yang disampaikan Bang Heri sederhana namun mendalam: bahwa persahabatan, empati, dan kepedulian adalah warisan paling berharga yang dapat ditinggalkan manusia kepada sesamanya.
(DM)






